Pada
hari Kamis tanggal 30 November 2017 diadakan sarasehan Jurusan PAUD yang
bertempatan di Pendopo dalam Kampus 3 UPP 2 FIP UNY. Sarasehan ini diadakan
jurusan PAUD untuk mengetahui PAUD di Norwegia.
Sarasehan
ini bertemakan “Mengenal Pendidikan Anak Usia Dini di Norwegia” yang dibersamai
oleh M
rs. Haege
Johannessen dan Mrs. Retno Tomstad. Sarasehan ini di buka oleh bapak Dekan dan
dilanjutkan ke talk show oleh pembicara. Saat kedua pembicara masuk ke
pondopo terlihat ke kagetan yang luarbiasa karena ada sambutan spesial dari
karawitan mahasiswa PAUD. Saat pembicaraan dimulai Mrs. Heage bercerita tentang
Norwegia dimana di negaranya penduduknya diharuskan untuk bekerja sehingga
negaranya maju. Saat Heage berbicara dengan bahasa ingris Mrs Retno sebagai
translaternya karena beliau ternyata orang Cilacap yang bekerja di Norwegia.
Dimana di sana itu pendidikan yang pertama dari orang tua, orang tua yang
berkerja akan mendapat cuti sebesar satu tahun dan selama cuti itu orang tua
akan mendapat gaji penuh selama satu tahun. Ketika orang tua cuti selama satu
tahun dapat cuti lagi selama satu tahun dan mendidik anaknya di rumah, serta
selama dua tahun orang tua itu dapat bekerja lagi disekolah itu dan mendapat
posisi yang sama saat mengambil cuti. Di Norwegia orang tua menganggap anak itu
unik dan sepesial serta orang tua beranggapan bahwa orang tua itu sama dengan
anak. Orang tua / orang dewasa saat berbicara dengan anak-anak itu berjongkok
dengan melihat pandangan mata sang anak, kemudia anak itu dipandang sebagai hal
yang positif bukan melihat sisi negatif anak. Hal yang paling penting bagi anak
usia dini di Norwegia adalah kasih sayang, respec, percaya diri, dan independent.
. Sebagai pendidik PAUD harus memiliki kasih sayang pada anak yang
didik.
Dalam
sistem pendidikan di Norwegia kurikulumnya dari pemerintah dan ada hukum yang
berlaku disana. Setiap sekolah memiliki program tahunan yang berbeda-beda. Di
dalam setiap kelas memiliki program tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Di dalam
kelas terdapat 12 anak dengan 2 guru dengan 2 pendamping sehingga 1 guru
mmenampung 3 anak. Guru bekerja selama 7,5 jam dengan pekerjaan administrasinya
45 menit. Saat mengajar guru tidak memberikan kegiatan menulis, seperti menulis
angka 1,2,3 tetapi dalam mengenalkan angk, buah, atau hal lain dengan bernyanyi
dan bermain. Pembelajaran di Norwegia dengan bermain bermain dan bermain dengan
menerapkan prinsip learning by doing. Dari bermain anak
akan belajar tentang segala hal termasuk kehidupan sosial mereka. Untuk mengembangkan aspek
soaial melalui kegiatan bermain peran. Di Norwegia tidak ada pembagian rapor
tetapi hanya ada observasi, evaluasi, dan kerja sama dengan orang tua serta
tidak ada anak yang tinggal kelas sehingga anak akan di pantau guru. Mrs. Retno sangat berkesan
dengan tembang jawa terutama pada lagu gotri karena beliau seperti bernostalgia
dengan kehidupannya saat masih kecil.
Dengan
diadakan sarasehan ini, diharapkan untuk mahasiswa agar termotivasi untuk sekolah di luar negeri, kembali ke indonesia untuk
mengajar dan ikut dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Comments
Post a Comment